Dijuluki De Profesor, Bisa Apa Thom Haye di Timnas Indonesia?
PSSI terus menggenjot proyek naturalisasi demi kesuksesan tim nasional Indonesia. Naturalisasi yang kian gencar membuat nama-nama baru terus memunculkan. Setelah Jay Idzes, kini muncul Thom Haye.
Tenang, kali ini bukan pemain belakang, melainkan seorang gelandang yang berkarir di Belanda. Meski namanya asing, Thom Haye kabarnya bukan pemain sembarangan. Dirinya memiliki kemampuan yang di atas rata-rata gelandang Timnas Indonesia.
Bahkan kehebatan Thom Haye sudah diakui oleh banyak orang sehingga dirinya menyandang julukan De Profesor layaknya Arsene Wenger. Di dunia sepakbola, tak banyak yang dianugerahi nickname tersebut. Lantas, sehebat apa sih pemain yang katanya jenius itu?
Siapa Thom Haye?
Proyek mengumpulkan pemain keturunan di era Erick Thohir memang terkesan sat-set. Sehingga kita cukup kesulitan mengikuti setiap prosesnya. Yang satu belum kelar, eh udah muncul satu nama lagi.
Nah, nama Thom Haye muncul sebagai angkatan baru bersama penjaga gawang keturunan Indonesia-Belanda, Maarten Paes. Haye sendiri lahir dan besar di Belanda, tepatnya Amsterdam. Oleh karena itu, karir persepakbolaannya berkembang di sana.
Thom Haye lahir pada 9 Februari 1995. Dari segi usia, dia sudah berusia 28 tahun. Jadi, Haye sudah tak masuk sebagai kategori pemain muda lagi. Kendati lahir dan besar di Belanda, Haye memiliki darah keturunan Indonesia. Ini yang membuatnya layak memperkuat Skuad Garuda.
Darah keturunan Indonesia milik Haye mengalir dari kakek dan neneknya. Kabarnya, kakeknya berasal dari Solo, Jawa Tengah. Sementara sang nenek merupakan orang yang berasal dari Pulau Sulawesi. Jadi darah Indonesia si pemain cukup kental karena langsung dari Indonesia tidak lewat keturunan yang ada di Suriname.
Di Belanda, Thom merupakan anak yang aktif dan gemar memainkan beberapa olahraga. Namun, setelah mulai menginjak remaja sepak bola menjadi bidang yang ia tekuni. Ia memulai karirnya di dunia si kulit bundar dengan bergabung dalam akademi Amsterdam FC. Singkat cerita, pada 2006, Thom memutuskan pindah ke akademi AZ Alkmaar.
Sepak Terjang
Ketika sudah berseragam AZ Alkmaar, karir persepakbolaan Thom Haye mulai terarah. Dirinya mendapat bimbingan dari beberapa mentor terbaik kala itu. Apalagi kala itu skuad utama AZ Alkmaar masih ditukangi oleh Louis Van Gaal, salah satu pelatih terbaik yang dimiliki Belanda.
Sayang, Thom Haye masih terlalu muda untuk masuk skuad utama asuhan Louis Van Gaal. Tercatat, Thom Haye baru merasakan atmosfer bermain di skuad utama AZ Alkmaar pada musim 2013/14. Kala itu, Dick Advocaat lah yang memberikan kesempatan pada Thom. Ia diturunkan di laga perempat final Europa League melawan Benfica.
Sejak saat itu, Thom memperkuat tim senior AZ Alkmaar hingga Juli 2016. Dalam periode itu, ia mencatatkan 73 penampilan dan mencetak lima gol serta dua assist untuk AZ Alkmaar. Selain itu, Thom Haye juga pernah dilatih oleh Marco Van Basten dan bermain dengan pemain-pemain top macam Steven Berghuis dan Nemanja Gudelj.
Dari AZ Alkmaar, Thom sempat membela Willem II selama dua musim sebelum akhirnya menjajal Serie B Italia bersama Lecce pada tahun 2018. Sayangnya, setelah dirinya membantu Lecce promosi ke Serie A musim 2018/19, Thom tak lagi jadi pilihan utama di skuad Lecce. Akhirnya dirinya pun kembali ke Belanda bersama ADO Den Haag.
Permintaan Langsung dari STY
Setelah kembali ke Belanda, karir Thom Haye tersendat. Ia mengalami kesulitan dan sempat dipinjamkan ke NAC Breda sebelum akhirnya menemukan kenyamanan di SC Heerenveen pada awal tahun 2022. Bersama salah satu klub paling nyentrik di Belanda itu, performanya mulai membaik.
Seiring melonjaknya performa Thom Haye bersama Heerenveen, PSSI dan Shin Tae-yong yang sedang berburu pemain keturunan pun mulai memantau situasi dan kondisi sang pemain di Belanda. Menurut Shin Tae-yong, kemampuan yang dimiliki Thom Haye dapat memberikan kekuatan tambahan bagi Timnas Indonesia.
Setelah sang pemain bersedia, proses naturalisasi pun dimulai. Dilansir situs resmi PSSI, pada akhir Desember 2023, pemain yang gemar menggunakan kaos kaki pendek itu sudah menjalani interview di Badan Intelijen Negara serta kedutaan. Thom Haye juga sudah dinyatakan lolos tes kesehatan.
Kehebatan Thom Haye
Penggemar sepakbola tanah air pasti sempat bertanya-tanya apa alasan Shin Tae-yong ngebet banget supaya Thom Haye segera mengambil sumpah menjadi Warga Negara Indonesia? Untuk menjawab itu, kita ulas bersama dan tampaknya STY memang tak salah pilih.
Berkarier di Eredivisie, Thom Haye termasuk gelandang yang diperhitungkan musim ini. Menurut akun Twitter FT Scouting, atribut dari pemain berusia 28 tahun ini adalah akurasi umpan, kerjasama tim, akurasi sepakan jarak jauh, marking, dan football IQ. Khusus yang terakhir, itu menandakan kalau Thom Haye memiliki kecerdasan dalam bermain sepakbola di atas rata-rata.
Sebagai seorang gelandang, Thom Haye juga piawai memainkan berbagai peran. Selama ini ia bisa bermain sebagai gelandang serang, gelandang bertahan, bahkan deep-lying playmaker atau gelandang pengatur serangan yang bermain jauh lebih ke dalam daripada playmaker pada umumnya. Inilah yang dicari oleh STY.
Pelatih yang pernah menangani Son Heung-min itu memang sedang mencari sosok gelandang yang memiliki kemampuan untuk mengatur ritme permainan tim dari posisi yang lebih dalam layaknya Andrea Pirlo. Nah, gaya main Thom Haye memang dicap mirip dengan legenda AC Milan itu.
Statistik Thom Haye juga cukup mentereng di kasta tertinggi Liga Belanda. Itu dibuktikan dengan data yang diunggah oleh akun resmi Instagram @eredivisie. Dalam postingan tersebut, Thom masuk dalam 10 besar pemain dengan intersep terbanyak dan pencipta peluang terbanyak tahun 2023.
Sebagai pencipta peluang, Thom berada di urutan keempat dengan catatan 66 peluang Itu jauh lebih baik dari gelandang andalan Feyenoord, Orkun Kokcu yang hanya mencatatkan 55 peluang sepanjang tahun 2023. Sedangkan catatan intersep Thom Haye berada di urutan kedelapan dengan 45 kali intersep selama 2023.
Bagaimana STY Menggunakan Haye?
Kabarnya, selain jago di atas rumput hijau, Thom Haye juga gemar mengevaluasi hasil permainan timnya. Ia jadi pemain yang cukup rajin memberi masukan kepada pelatih tentang apa yang terjadi di lapangan. Hal itulah yang membuat rekan-rekannya memberikan julukan De Profesor kepadanya.
Lantas, Thom Haye mau dimainkan di posisi mana? Kan kita masih punya gelandang yang tak kalah hebat, yakni Marc Klok? Well, karena posisi yang hampir sama, mungkin mulai saat ini Klok tak bisa bersantai. Karena sorry to say, bintang Maung Bandung itu memang tak memiliki visi dan kualitas umpan sebaik Thom.
Dalam formasi 3–5–2 atau 3–4–3, Thom Haye bisa berduet dengan Ivar Jenner di lini tengah. Thom bakal menggunakan skill dan kecerdasannya sebagai pengatur ritme sekaligus penghubung antar lini. Kepekaan terhadap ruangnya juga sangat baik. Ia bisa menciptakan ruang bagi rekan-rekannya di lini tengah.
Selain itu, Haye dianggap ahlinya bola mati. Kurang komplit apa coba kemampuan pemain yang satu ini? Akurasi umpan dan tembakan jarak jauhnya pasti akan memberikan warna tersendiri dalam skema permainan Indonesia ke depannya. Semoga Shin Tae-yong benar-benar tak salah memilih De Profesor untuk dinaturalisasi.